Saat ini, hal-hal yang sangat kecil sudah membuat gue bersyukur.
Tahun yang sangat berat yang gue laluin tahun lalu; 2015 (karena dikasi sakit) membuat gue sadar bahwa sehat aja udah berkah, bernapas dengan normal aja sudah anugerah.
Belum hal lain yang sebelumnya lo pikir bahwa lo memang entitled sehingga kadang lo ga sadar bahwa lo wajib bersyukur: misalnya punya anak sehat, suami yang supportif, badan yang sehat jasmani dan rohani, anggota badan yang sehat dan bisa digunakan untuk bekerja dan berkarya.
I used to be an extremely ambitious person, and now I’m just a girl with a dream, and I still work hard to reach that dream.
Hanya saja, bagaimanapun hasilnya sudah tidak membuat gue frustasi krn gue sudah belajar banyak untuk bersyukur. Gue akhirnya sadar bahwa ambisi, ketika sudah lepas dari limit-nya, maka akan memakan apa yang baik dari diri lo. Badan, pikiran, kesehatan, bahkan kebaikan dari rezeki itu sendiri.
Sekarang gue sadar kebenaran kalimat:
Sebaik-baik rezeki buat kita adalah sejumlah rezeki yang kita terima dengan ikhlas.
Gue mimpi punya workshop batik dan tie dye, yang jadi semacam pusat seni tekstil. Where in the long run, siapapun yang mau belajar membuat batik atau tiedye bisa belajar di situ for free.
Karena for me personally ilmu seharusnya dibagi, bukan dijual.
Ketika gue bisa menyediakan sarana, mengajarkan, memberikan ilmu yang berguna bagi orang untuk mencari nafkah, gue rasa hidup gue sebagai manusia sudah lengkap, di luar peran gue sebagai istri dan ibu.